Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Puisi Wajah dan Hujan

Alur Wajahmu

belum lagi kusapu seluruh lembah,
bukit dan hamparan hutan di alur wajahmu
desir yang jauh dan dalam di dadaku
menghentikan arah pandang
untuk menjelajah lebih jauh

jika masih ada esok
akan kucoba datang kembali
mengulang menyapu lembah
bukit dan hamparan hutan di alur wajahmu

ada kerinduan, tetapi ada getir
yang menghalangi begitu pekat
menyeruak dari silau matamu
setajam cahaya kemarau lalu

Bandung, 2010


Malam Hujan

ini kali kedua
malam dan kedatangan
hujan

keasikan kita
hingga lupa pulang

bahkan embun yang menghitam
pun tak kita hiraukan

selanjutnya adegan percintaan
bahkan gerimis turun
pun tak kita rasakan

kita terjebak
setelah lama keasyikan Ferdinaen Saragih (2010: Bandung)

Puisi Lainnya

2 komentar untuk "Puisi Wajah dan Hujan"

  1. Terimakasih atas bagi bagi ilmunya kawan, artikel puisi anda sangat bagus. Tapi saya harap ada yang lebih menarik lagi. Buat yang baru ya? Kutunggu.

    BalasHapus
  2. Very good information, your article really helped me in adding knowledge that I have today. Thank you.

    BalasHapus